SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA!!!!!!!!!!!!

Senin, 28 Januari 2013

Bahaya Buah Impor, Dari Lilin Hingga Formalin




Lebih manis rasanya, lebih jumbo ukurannya, dan lebih segar bentuknya buah impor. Tapi anda harus hati-hati, selain bahaya lilin yang mengancam di buah asal negara asing itu, juga adanya formalin dan zat pewarna yang membahayakan kesehatan. Karena itu, sebagian orang beranggapan tetap lebih aman buah lokal, meskipun sedikit asam dan lebih kecil. 


Indonesia khususnya Surabaya, saat ini dibanjiri buah-buahan impor dari berbagai negara. Buah-buah itu dicurigai menggunakan pengawet berbahan formalin karena masih bisa segar meski diimpor dari lokasi yang jauh dan diangkut dalam waktu yang lama.

“Secara logika iya (pakai pengawet, Red), tidak masuk akal tahan sampai ke pelosok yang bisa makan waktu sebulan lebih tanpa pengawet. BPOM (Badan Pengawasan Obat dan makanan) serta Kementan (Kementerian Pertanian) harus lakukan razia dan periksa kualitas buah impor,” ujar Said Didu, Ketua Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) dikutip dari detikFinance.

Said yang menjadi salah satu penggagas gerakan gemari buah lokal mengatakan, dirinya tak terima jika ada pihak yang menyatakan buah lokal kualitasnya lebih rendah. “Padahal kualitas dan kandungan gizi buah lokal tidak kalah dengan buah impor. Kita harus makin perketat pengawasan dan pemeriksaan buah impor,” tegas Said.

Sementara itu, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Nabati Hayati pada Badan Karantina Pertanian, Arifin Tasrif sebelumnya mengungkapkan tahun 2011 lalu pihaknya menolak masuk sekitar 1.000 ton buah impor yang karena mengandung berbagai residu atau bahan kimia berbahaya seperti formalin dan zat pewarna.

Menurut Arifin, buah impor yang tidak layak konsumsi akibat kandungan bahan kimia berbahaya membanjiri pasar dalam negeri. Sekitar 800 ribu ton buah yang tidak laku di negara lain dengan leluasa masuk ke Indonesia melalui jalur resmi maupun jalur tidak resmi.
Arifin menjelaskan, bahan kimia berbahaya seperti formalin dan zat pewarna tersebut sengaja dicampurkan ke buah. Tujuannya agar buah menjadi lebih awet dan tetap terlihat segar meski sudah dipanen setengah tahun lalu. Buah yang diawetkan dengan formalin tampak lebih menarik. 

Bagian kulitnya terlihat kencang dan segar meski sudah berbulan-bulan dipanen. Buah yang biasanya diberi formalin adalah jeruk, anggur, dan apel. Formalin pada buah yang dijual secara bertangkai, misalnya lengkeng dan anggur, dapat lebih mudah dikenali. Jika tangkainya sudah tampak layu, sementara buahnya masih sangat segar dengan bau menyengat yang bukan bau buah, patut diwaspadai.

Sedangkan zat pewarna biasanya diberikan terhadap pier, mangga, belimbing, pisang, jeruk, dan semangka. Buah-buah itu antara lain diimpor China, Thailand, Amerika, New Zealand, dan beberapa negara lainnya.

Arifin menambahkan, mudahnya buah impor masuk ke Indonesia tak terlepas dari sulitnya pengawasan di lapangan. Dengan pintu impor yang terlalu banyak, baik yang bersifat legal maupun ilegal, membuat buah impor dengan mudah merangsek masuk ke pasar dalam negeri.


Adapun ciri-ciri buah yang telah disuntik dengan zat berbahaya biasanya meninggalkan bekas lubang kecil agak dalam seukuran jarum. Sedangkan buah yang sudah disuntik dengan pewarna tekstil, biasanya warnanya lebih terang dan meninggalkan bekas di mulut. Biasanya bekas suntikan berada di bagian ujung yang ada tangkai buahnya.

Menurut Arifin, ada juga buah apel yang dilapisi lilin. Untuk mengetahuinya cukup dengan mengeriknya memakai pisau. Setelah dikerik serbuk-serbuk putih berjatuhan. Untuk memastikan, serbuk tadi dibakar dan meleleh. Isi dalam kuilit apel yang dilapis lilin biasanya sudah tidak segar. Cara lain adalah membakar langsung buah apel. Jika mengandung lapisan zat berbahaya, kulitnya basah seperti minyak.

Sementara itu, analis kesehatan masyarakat, Prof Veny Hadju, mengatakan seminim apa pun penggunaan zat formalin yang terkandung dalam makanan, jika dikonsumsi berkali-kali, tetap saja pada akhirnya akan merusak tubuh. “Formalin, boraks, rhodamine, atau zat kimia apa pun sangat tidak dianjurkan digunakan dalam makanan, karena dapat menghancurkan organ tubuh secara perlahan,” kata Veny.

Ia menganjurkan masyarakat lebih teliti saat membeli dan mengkonsumsi makanan yang disajikan. Untuk buah dan sayuran, Veny menganjurkan masyarakat memilih yang organik dan nonpestisida. Ciri buah dan sayuran organik bisa dilihat dari tampilan yang tidak sempurna. Pada umumnya buah organik cepat membusuk dan sering kali ada bekas gigitan ulat pada bagian fisik buah.

Formalin memiliki senyawa CH2OH, yang reaktif dan mudah mengikat air. Bila zat ini sudah bercampur dengan air, barulah dia disebut formalin. Formalin sangat mudah mengikat protein.  Jika masuk ke tubuh manusia, formalin juga akan menyerang protein yang terdapat dalam tubuh, seperti pada lambung. Terlebih bila formalin tersebut masuk ke tubuh dengan dosis tinggi. Jika digunakan sebagai pengawet makan dalam dosis rendah, efek formalin tidak seketika dirasakan. Tapi bisa menyebabkan tubuh manusia terinfeksi kanker akibat zat karsinogen yang ada di dalamnya.

Bahan pengawet lainnya, seperti boraks, rhodamine, dan pestisida, sama berbahayanya dengan formalin. Mengkonsumsi zat ini dalam jangka panjang akan menimbulkan mutasi genetik, kanker, dan keracunan pada alat-alat reproduksi manusia. Bila masuk ke tubuh ibu yang mengandung dan menyusui, zat itu akan mempengaruhi perkembangan perilaku pada bayi, gangguan hormonal, dan cacat lahir.

TIPS 
BUAH BERFORMALIN
Ciri-ciri:
- Bagian kulitnya terlihat kencang dan segar meski sudah berbulan-bulan dipanen.
- Umumnya buah yang diberi formalin adalah jeruk, anggur, dan apel.
- Formalin pada buah yang dijual secara bertangkai, misalnya lengkeng dan anggur, dapat lebih mudah dikenali. Jika tangkainya sudah tampak layu, sementara buahnya masih sangat segar dengan bau menyengat yang bukan bau buah, patut diwaspadai.

Efek:
- Bagi tubuh manusia, formalin dikenal sebagai zat beracun, karsinogen (menyebabkan kanker), mutagen yang menyebabkan perubahan sel dan jaringan tubuh.
- Gangguan pada persarafan berupa susah tidur, sensitif, mudah lupa, sulit berkonsentrasi.
- Pada wanita akan menyebabkan gangguan menstruasi dan infertilitas.

DISUNTIK ZAT PEWARNA
Ciri-ciri:
- Adapun ciri-ciri buah yang telah disuntik dengan zat berbahaya biasanya meninggalkan bekas lubang kecil agak dalam. Bekas suntikan umunya berada di bagian ujung yang ada tangkai buahnya.
- Khusus buah yang sudah disuntik dengan pewarna tekstil, biasanya warnanya lebih terang dan meninggalkan bekas di mulut.
- Zat pewarna biasanya diberikan pada bua pier, mangga, belimbing, pisang, jeruk, dan semangka.

Efek:
- Jika tertelan dapat menimbulkan gejala keracunan dan air seni berwarna merah atau merah muda.
- Apabila dikonsumsi terus-menerus, maka zat warna sintetik akan tertimbun dalam tubuh dan dapat merusak fungsi organ-organ tertentu, terutama hati dan ginjal.

MENGANDUNG LILIN
Ciri-ciri:
- Buah berlilin biasanya lebih mengkilat.
- Untuk mengetahuinya cukup dengan mengerik memakai pisau dan serbuk-serbuk putih akan berjatuhan.
- Untuk memastikan, jika serbuk tadi dibakar akan meleleh.
- Daging buah yang dilapis lilin biasanya sudah tidak segar.
- Cara lain adalah membakar langsung buah. Jika mengandung lapisan lilin, kulitnya basah seperti minyak.

Efek:
- Lilin sangat membahayakan kesehatan tubuh, karena tubuh kita butuh waktu lama untuk mencerna lilin. Jika zat ini terus menumpuk dalam tubuh, kemungkinan kita untuk terkena penyakit kanker sangatlah tinggi. Misalnya, kanker hati, usus, atau leukimia.


Sumber: surabayapost.co.id

1 komentar:

  1. Waduh :O
    Buah berformalin??caranya di apaiin tuh??
    Waahh makin bahaya aj nih makanan2 ckckkckck

    Trims info dan tipsnya :)

    BalasHapus